Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 -
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan. Dan rangkuman ini sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan Pemantik
yang diberikan dalam LMS, sebagai berikut :
"Mengajarkan anak menghitung itu
baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah terbaik"
(Teaching kids to count is fine, but teaching them
what counts is best)
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan
proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kaitan kutipan di atas dengan pembelajaran yang saya
pelajari saat ini menurut saya adalah, bahwa pendidikan adalah sebuah proses
menyeluruh yang meliputi aspek pendidikan karakter yang dicetuskan oleh Ki
Hajar Dewantara, yaitu olah hati (spiritual), olah pikir (intelektual),
olahraga (kinestetik) dan olah rasa (estetika). Keempat dimensi ini tentunya
saling melengkapi dan berkaitan dengan perwujudan nilai yang mulia di dalam
diri tiap individu. Jadi maksud dari kutipan tersebut aspek olah
pikir/intelektual itu perlu dan baik untuk diajarkan kepada anak, namun ada
hal yang lebih penting dan bermakna serta wajib ditanamkan ke anak, yaitu
Pendidikan Karakter, Budi Pekerti dan Akhlak Mulia. Kutipan tersebut
menghadapkan seorang Pendidik pada sebuah Dilema Etika Pembelajaran,
yaitu apakah mendahulukan materi yang akan diajarkan, ataukah nilai-nilai
karakter, karena kedua-duanya benar.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-pinsip
yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kita?
Seharusnya nilai-nilai pengambilan keputusan yang
dianut haruslah berbasis pada nilai-nilai kebajikan universal dan berpegang
pada 3 prinsip pengambilan keputusan, yaitu : (1) Saya lakukan itu karena
itu yang terbaik untuk kebanyakan orang (2) Ikuti prinsip atau
aturan-aturan yang telah ditetapkan dan (3) Memutuskan sesuatu dengan pemikiran
apa yang diharapkan orang lain lakukan terhadap anda. Dan juga berpatokan pada
4 paradigma, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan menganut dan
menerapkan nilai, prinsip, paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan
sebaik-baiknya, maka keputusan yang terbaik pasti akan didapat dan berdampak
positif bagi diri sendiri dan orang lain (lingkungan sekitar).
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam
pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya dapat
berkontribusi dalam pengambilan keputusan dengan melaksanakan dan menerapkan
nilai dan peran saya sebagai seorang Pendidik sekaligus sebagai
pemimpin pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Adapun nilai dan peran saya
sebagai seorang Pendidik adalah sebagai berikut :
Nilai :
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan
ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul
ini? Jelaskan pendapat Anda.
"Education is the art of making man
ethical."
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia
menjadi berperilaku etis. ~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Menurut saya maksud dari kutipan ini adalah sejalan
dengan Filosofis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yaitu Pendidikan adalah upaya
untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan
karakter), pikiran, serta tubuh anak. Dan selaras serta sejalan dengan
Tujuan Pendidikan yang dicetuskan oleh KHD, beliau menjelaskan bahwa Tujuan
Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Kodrat alam terkait dengan sifat dan karakter anak. Peran pendidik tidak bisa menghapus sifat dasar sang anak, yang bisa dilakukan adalah menuntun mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga dapat menutupi/mengaburkan sifat-sifat yang tidak baik. Sedangkan terkait dengan kodrat zaman, pendidik menuntun anak untuk mendapatkan keterampilan sesuai zamannya agar mereka bisa menghadapi masa depan sesuai dengan Keterampilan Pembelajaran Abad 21. Pendidik harus tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Namun, tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu disaring dan diselaraskan sesuai dengan potensi kultural sosial budaya yang kita miliki.
Seorang pendidik harus memahami bahwa dalam pendidikan
dan pengajaran budi pekerti merupakan bagian terintegrasi dalam pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Salah satu bentuk penanaman budi pekerti yang baik
bagi murid yaitu dengan memberikan teladan kepada murid dengan mencontohkan
secara langsung dalam perilaku sehari -- hari, sehingga murid dapat meniru dan
menjadikan hal ini sebagai proses pembiasaan bagi mereka.
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara
dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pemikiran KHD dengan Protap Trilokanya harus diterapkan dalam setiap pengambilan keputusan sebagai seorang Pemimpin, yaitu pemimpin Pembelajaran. Dan menurut saya Filosofis Pemikiran KHD masih relevan untuk diterapkan sebagai landasan dasar pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan universal, prinsip-prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Kaitan antara Seorang pemimpin pembelajaran dengan pengambilan keputusan hendaknya melaksanakan dan menerapkan serta menyelaraskan Pengambilan Keputusan dengan Protap Triloka KHD, yaitu :
1. Ing ngarso sung tulodo (di depan memberikan
teladan)
2. Ing madyo mangun karso (di tengah memberikan
motivasi)
3. Tut wuri Handayani (di belakang memberikan
dorongan)
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam
dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan keputusan?
Seorang Pendidik harus memiliki nilai-nilai yang
positif, yaitu nilai yang berpihak pada murid,mandiri, kolaboratif, inovatif
dan reflektif. Nilai-nilai tersebut harus dipegang teguh, ketika seorang
Pendidik harus mengambil keputusan yang dilematis ataupun Bujukan Moral. Dan
nilai-nilai yang sudah tertanam dalam jiwa seorang pendidik pastinya akan
selalu diterapkan ketika pengambilan keputusan dibuat, dan berpengaruh dalam
setiap pengambilan keputusan. Seyogyanyalah keputusan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME, diri sendiri dan orang lain. Dengan
begitu Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan hasil dari nilai-nilai
positif yang dipegang teguh dan telah dijalankan sebaik-baiknya. Nilai-nilai
positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang
sekecil-kecilnya.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping
atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam
pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif,
masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah
dibahas pada sebelumnya.
Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang
berfokus pada solusi masalah, berorientasi pada hasil, dan sistematis. Coaching
lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Coaching
dalam konteks sekolah merupakan keterampilan coaching sangat perlu dimiliki
oleh seorang Pendidik/Guru dalam rangka menuntun murid semua potensi yang
dimilikinya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seagai individu
dan anggota masyarakat. Dalam prosesnya, murid diberikan kebebasan, tetapi
guru bertindak sebagai seorang Pamong yang memberi tuntunan dan memberdayakan
semua potensinya agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya. Selama pembelajaran di PPGP ini saya merasa bahwa Fasilitator saya
sudah menjalankan fungsinya sebagai Coach yang baik, dan saya sebagai
Coachee telah berhasil memecahkan masalah saya sendiri terkait dengan
pengambilan keputusan yang saya buat. Dan Coach saya mengarahkan agar setiap
pengambilan keputusan harus berbasis nilai-nilai kebajikan, menerapkan
prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang baik, 4 paradigma dan menggunakan
konsep 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya merasa
keputusan yang saya ambil sudah tepat dan dapat dipertanggungjawabkan,
sehingga tidak ada keraguan untuk melaksanakan apa yang sudah disepakati,
setelah saya melakukannya dengan Coach yang saya anggap kerkompeten
dan tepat.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dalam setiap pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan masalah atau kasus dilema etika, seorang guru pastinya mengalami
gejolak pada aspek sosial emosionalnya. Apabila dirasa perlu ketenangan
sebaiknya melakukan TEKNIK STOP secara berulang untuk menghadirkan kesadaran
penuh dan relaksasi.. Dan jika dirasa masih ragu untuk memtuskan serta
memerlukan bantuan orang lain, hendaknya melakukan coaching, dengan
Coach yang dianggap memiliki kemampuan dan berkompeten, sehingga keputusan
yang dibuat dapat dievaluasi dan direfleksi.Setelah melalui pemikiran ulang,
evaluasi dan refleksi,pengambilan keputusan yang dilakukan adalah yang terbaik
dan dapat dipertanggung jawabkan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang
fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang Pendidik?
Seorang Pendidik harus dapat mengidentifikasi manakah
kasus yang masuk katagori Dilema Etika ataukah Bujukan Moral. Karena dengan
mengidentifikasi setiap kasus atau permasalahan, maka akan didapatkan
pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah yang tepat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dan seorang Pendidik harus benar-benar bisa menjalankan
fungsinya sebagai seorang Guru yang memiliki nilai dan peran yang sangat
relevan dengan nilai-nilai kebajikan universal,yaitu berpihak pada murid,
mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif dan sejalan dengan prinsip-prinsip
pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian
keputusan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang
tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman serta
nyaman. Hal ini dapat dicapai apabila sesorang telah menerapkan prinsip-prinsip
pengambilan keputusan sesuai dengan kasus atau permasalahan yang dihadapi, dan
berbasis pada nilai-nilai kebajikan, menerapkan 4 paradigma pengambilan
keputusan dengan menjalankan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian
keputusan.
7. Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Dalam setiap menghadapi kasus-kasusdilema etika,
tentunya memiliki tantangan-tantangan tersendiri ketika menyelesaikannya.
Sebelum saya mengatasi permasalahan atau kasus
dilema etika yang saya hadapi, saya akan menelaah dan mengidentifikasi terlebih
dahulu serta mengelompokkannya mulai dari kasus yang ringan/kecil hingga kasus
yang saya anggap berat. Tantangan utama saya adalah bagaimana saya
menyelesaikan kasus yangb membutuhkan banyak pertimbangan, sehingga saya merasa
perlu mengkommunikasikannya kepada orang lain, ataupun melalui Rapat Dinas. Nah
ketika saya mengemukakan permasalahan/kasus tersebut, pasti akan mendapatkan
beragam tanggapan dari para peserta rapat. Yang pada akhirnya keputusan itu
tetap saya yang memutuskan selaku Pemimpin Pembelajaran. Disitulah
tantangannya, yaitu bagaimana menyamakan persepsi dari orang yang berbeda,
sehingga menghasilkan keputuisan yang benar-benar bisa diterima oleh semua
pihak dan ada jalan tengahnya. Selain itu juga tantangan lain adalah waktu yang
diperlukan dalam mengambil keputusan terkadang ada yang harus diambil keputusan
langsung dan perlu pemikiran orang lain. Nah ketika harus memutuskan langsung
itulah, saya kadang merasa ada keraguan dengan pengambilan keputusan, sehingga
saya perlu meninjau ulang dan merefleksikannya dengan kembali meninjau 4
paradigma benar versus benar, yaitu :
a. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
d. Jangka pendek vs jangka panjang (short term vs long
term)
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan
yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang tepat, sesuai
dengan nilai dan peran sebagai seorang Pendidik, yaitu pengambilan keputusan
yang berpihak pada murid, mandiri, kreatif, inovatif dan reflektif sudah pasti
akan berdampak posistif pada kegiatan pembelajaran serta pengajaran yang sesuai
dengan Tujuan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yaitu Pendidikan dan
Pengajaran yang memerdekakan murid.Saya memutuskan pembelajaran yang tepat
untuk potensi murid saya yang beragam adalah dengan menerapkan Pembelajaran
Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial-Emosional yang tepat sesuai dengan
keberagaman yang ada di kelas saya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran
dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran, tentunya dalam
setiap pengambilan keputusan harus sesuai dengan nilai dan peran kita sebagai
seorang Pendidik/Guru. Nilai-nilai yang berbasis kebajikan universal dan
positif serta peran sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid dan
mewujudkan kepemimpinan murid haruslah selalu diterapkan. Misalnya pada saat
penetuan Kenaikan Kelas. Terkadang Guru dihadapkan pada situasi dilema etika,
antara Keadilan versus Kasihan. Selain itu juga penting untuk selalu menerapkan
prinsip-prinsip pengambilan keputusan dengan 4 paradigma dan mempertimbangkan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Apabila kita sudah benar-benar
melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tersebut,
maka keputusan yang diambil adalah yang terbaik dan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-murid kita.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya, semua memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Berikut penjelasannya :
1.
Antara Modul 3.1 dengan Modul 1
adalah
terkait dengan Pengambilan Keputusan seorang Pendidik/Guru hendaknyalah harus
sejalan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan 3 Protap Triloka
KHD, yaitu :
Ing ngarso sung tulodo
(di depan memberikan teladan)
Ing madyo mangun karso
(di tengah memberikan motivasi)
Tut wuri Handayani (di
belakang memberikan dorongan)
Selain itu juga dalam
setiap pengambilan keputusan seorang Pendidik/Guru juga harus benar-benar
menjalankan nilai dan perannya sebagai seorang Pendidik/Guru, yaitu berpihak
pada murid, mandiri, kreatif, inovatid dan reflektif serta mampu menjadi
pemimpin pembelajaran yang baik.
Dari kebiasaan-kebiasaan
atau Budaya Positif yang selalu dilakukan oleh seorang Pendidik/Guru, maka
setiap pengambilan keputusan yang dibuat berlandaskan pada ketentuan-ketentuan
pengambilan keputusan, yaitu berprinsip pada 3 ketentuan, 4 paradigma dan 9
langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sehingga keputusan tersebut
adalah keputusan terbaik yang tidak merugikan dan dapat diterima oleh semua
pihak.
2.
Antara Modul 3.1 dengan Modul 2 adalah
terkait Pengambilan Keputusan yang diambil oleh seorang Pendidik/Guru terkait
dengan Pembelajaran dan Pengajaran yang akan dilakukan di kelas, dengan potensi
setiap murid yang berbeda. Disinilah seorang Pendidik/Guru perlu mengambil
keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan Pembelajaran yang berpusat pada
murid, yaitu menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial
Emosional. Apabila di dalam pembelajaran tersebut ada kendala, hambatan, dan
tantangan, maka praktek Coaching perlu dilaksanakan, untuk mengambil
keputusan yang berpihak pada murid, dengan peran Pendidik /Guru sebagai
Coach terbaik bagi murid-muridnya. Dan ketika kita mengalami keresahan dalam
pengambilan keutusan, tidak ada salahnya untuk relaksasi menggunakan TEKNIK
STOP sesering mungkin.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan
bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal
yang menurut Anda di luar dugaan?
Awal saya mempelajari modul ini ada sedikit kebingungan dalam memahami antara kasus dilema etika dengan bujukan moral. Namun seiring berjalannya waktu dan mempelajari kasus dan analisis kasus, maka saya semakin dapat mengidentifikasi dan menelaah mana kasus yang dilema etika ataupun bujukan moral serta bagaimana cara menanganinya. Dan setelah saya mempelajari dan memahami materi ini, hal-hal diluar dugaan sayapun terjafdi, yaitu ternyata selama ini saya sering dihadapkan pada kasus dilema etika, namun tidak menyadarinya, dan saya telah melakukan pengambilan keputusan yang belum maksimal menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dengan 4 paradigma dan 9 langkahnya.
Berikut pemahaman saya tentang dilema etika, bujukan
moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan :
1. Dilema Etika; merupakan situasi yang terjadi ketika
seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi
bertentangan (benar lawan benar)
2. Bujukan Moral; merupakan situasi yang terjadi
ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah (benar lawan
salah)
3. 4(Empat) Paradigma Pengambilan Keputusan
Ada 4 (empat) paradigma pengambilan keputusan, yaitu :
a. Individu lawan masyarakat
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan
c. Kebenaran lawan kesetiaan
d. Jangka pendek lawan jngka panjang
Ada 3 katagori prinsip pengambilan keputusan, yaitu :
a. Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk
kebanyakan orang
b. Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan
c. Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang Anda
harapkan orang lain lakukan terhadap Anda
a. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi
seperti itu
c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
tersebut
d. Pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji
regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi dan uji panutan
e. Pengujian paradigma benar lawan benar (gunakan 4
paradigma)
f. Melakukan prinsip resolusi (gunakan 3 prinsip
pengambilan keputusan)
g. Investigasi opsi trilema (pilihan keputusan yang
lain)
h. Buat keputusan
i. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
12. Sebelum mempelajari modul ini,
pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi
moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari
di modul ini?
Pernah, yaitu pada saat penentuan kenaikan kelas. Saya mengalami pergolakan moral sebuah dilema, dimana ada murid saya, yang jarang masuk, dan selalu hadir hanya pada saat-saat ujian saja. Sedangkan salah satu syarat untuk kenaikan kelas adalah kehadiran sekitar 80%. Saya hanya menyelesaikannya dengan dialog kepada murid saya, lalu memanggil orang tua murid saya tersebut. Namun diperjalanan tetap tidak ada perubahan yang signifikan dari murid saya setelah dilaksanakan pembinaan. akhirnya saya menyampaikan kegalauan saya tersebut kepada Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran tertinggi di sekolah secara pribadi. Kalau menurut saya langkah-langkah yang saya lakukan belum maksimal dan berbeda dari yang saya pelajari saat ini, saya hanya berdialog dan mengkomunikasikannya kepada orang yang saya rasa mampu membantu saya dalam memutuskan.Dan pengambilan keputusan yang saya ambil waktu itu belum sepenuhnya sesuai prinsip-prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengam,bilan dan pengujian keputusan.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep
ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil
keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak mempelajari konsep ini pastinya banyak hal
positif yang saya dapatkan. Tentunya ada banyak perubahan pada diri saya dalam
pengambilan keputusan, yaitu saya harus lebih berhati-hati lagi dalam mengambil
keputusan yang saya buat, dan benar-benar mempertimbangkannya, agar setiap
keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak dan merupakan
keputusan yang terbaik, yang tidak merugikan siapapun.Selain itu juga saya
harus selalu mengidentifikasi mana kasus dilema etika atau bujukan moral,
sehingga saya akan memiliki Keterampilan untuk menyelesaikannya dengan baik
sesuai dengan prinsip-prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik
modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya mempelajari topik Modul 3.1 ini sangat
penting sebagai individu karena profesi saya sebagai Pendidik/Guru dan
sekaligus seorang Pemimpin Pembelajaran, yang sering dihadapkan pada
permasalahan/kasus-kasus dilema etika ataupun bujukan moral, dalam melaksanakan
tugas, pokok dan fungsi sebagai Pendidik/Guru/Pemimpin Pembelajaran.
Keterampilan mengatasi segala permasalahan menurut saya adalah suatu kompetensi
yang harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap individu yang berprofesi sebagai
Pendidik/Guru/Pemimpin Pembelajaran.
Demikian rangkuman materi Koneksi Antar Materi yang
saya buat, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment