REFLEKSI PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Pada refleksi kali ini saya mencoba menggunakan Model Driscoll yang biasa kita kenal dengan model "WHAT ?" dengan tahapan sebagai berikut :
WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi); apa yang terjadi, apa yang saya dengar, saya lihat, dan saya alami, serta apa reaksi saya pada saat itu.
SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi); bagaimana persaan saya, apa yang berubah dari pendapat, pemikiran, atau apapun diyakini sebelumnya.
NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi); dukungan apa yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti refleksi saya, bagaimana yang saya kerjakan dahulu, hal baru apa yang saya bagikan.
Hasil Refleksi:
WHAT (Deskripsi peristiwa yang terjadi)
Apa yang terjadi?
Pada tanggal 14 November 2022, Pendidikan guru penggerak memasuki modul 2.2 yaitu tentang Pembelajaran sosial dan emosional. Pembelajaran dilakukan secara mandiri di LMS baik secara sinkronus maupun asinkronus. Selanjutnya dilakukan diskusi antara CGP dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi ini, saya berdiskusi dalam kelompok bersama anggota CGP lain yang sesuai dengan kelas masing-masing untuk mendiskusikan tentang tugas kompetensi sosial dan emosional, selanjutnya dihari berikutnya dilakukan presentasi hasil kerja kelompok.
Pada tanggal 23 November 2022, dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional dari instruktur Agus Sampurno yang membahas mengenai konsep dasar pemahaman tentang PSE yang dapat diterapkan guru kepada anak didiknya dengan tujuan memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan menerapkan tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Apa yang saya dengar, lihat, dan saya alami?
Selama mengikuti pembelajaran sosial dan emosional, saya banyak mendengar dan melihat bagaimana pembelajaran ini diterapkan dikelas dari pengalaman CGP dan dibantu Fasilitator untuk mengarahkan baik dalam diskusi-diskusi kelompok maupun dalam ruang kolaborasi yang sudah dijadwalkan sehingga saya mendapatkan pengalaman berharga dari CGP dan Fasilitator dalam saya menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini disekolah dan kelas saya tentunya. Inti dari pembelajaran ini adalah bagaimana guru dapat memahami begitu pentingnya pemahaman PSE dalam mengelola emosinya sehingga dapat menciptakan budaya positif dalam dirinya.
Apa reaksi saya pada saat itu?
Reaksi saya saat mempelajari modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional ini pastinya sangat senang karena saya mendapatkan pencerahan bagaimana mengelola emosi saya ketika saya dihadapkan pada persoalan-persoalan saya dalam melakukan pembelajaran terhadap anak didik saya, sehingga lebih mampu mengelola kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan mengambil keputusan yang bertanggungjawab.
SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
Bagaimana perasaan saya?
Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran PSE, saya merasa sangat beryukur karena dengan pemahaman 5 KSE, mendapatkan pengalaman belajar baru baik dari modul LMS maupun dari praktek baik teman-teman CGP lain yang memperkaya pemahaman saya tentang PSE. Materi ini juga dapat membantu saya dalam mengelola kelas saat murid saat mereka berada pada titik-titik jenuh dalam belajar.
Apa pemikiran dan pendapat yang berubah dari saya?
Sebelum mempelajari materi ini saya berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional merupakan kebiasaan, karakter maupun perilaku seseorang yang dapat saja muncul secara reflek dalam menanggapi sebuah permasalahan yang dihadapi dan sulit untuk diarahkan atau dikelola menjadi hal positif dalam diri seseorang. Ternyata sosial dan emosional seseorang dapat dilatih dan diarahkan dengan berbagai teknik misalnya dengan teknik STOP untuk menenangkan diri dalam mengelola emosi yang timbul.
NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)
Dukungan apa yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti refleksi saya?
Pembelajaran sosial dan emosional akan lebih berdampak pada murid apabila kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif antara guru rekan sejawat, kepala sekolah, tenaga kependidikan dan tentunya orang tua murid, yang artinya dibutuhkan kemauan dan kesungguhan dari berbagai pihak.
Bagaimana yang saya kerjakan dahulu?
Saya akan memulainya mulai dari diri saya dahulu dengan menjadi rpbadi yang well being. Saya akan terus berusaha menciptakan iklim dan budaya positif, dan akan saya lakukan secara konsisten sehingga akan menjadi inspirasi bagi warga sekolah lain untuk terus belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang memiliki kompetensi sosial dan emosional.
Hal baru apa yang ingin dibagikan?
Terhadap murid, saya akan mulai menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional mereka dengan merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat menciptakan kesadaran penuh dalam pembelajaran dikelas.
Sedangkan terhadap rekan-rekan sejawat, saya akan membagikan pemahaman dan pengalaman saya dalam menguatkan KSE melalui :
- Memodelkan peneran KSE dalam peran dan tugas
- Menciptakan budaya mengapresiasi dan menunjukkan kepedulian terhadap sesama
- Mengagendakan kegiatan
0 komentar:
Post a Comment